Wed. Jan 15th, 2025

Momen Libur Akhir Tahun Prabowo Optimalisasi Sektor Parawisata

Momen Libur Akhir Tahun

Momen Libur Akhir Tahun Prabowo Optimalisasi Sektor Parawisata Pemerintah Indonesia perlu memperkuat sektor pariwisata
untuk penggerak ekonomi nasional, terutama saat libur akhir tahun yang meliputi perayaan Natal dan Tahun Baru.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Oktober 2024, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 1,19 juta kunjungan,
meningkat 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (y-on-y).

Momentum liburan akhir tahun yang biasanya diiringi dengan lonjakan aktivitas wisata domestik dan internasional diperkirakan
dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal. Aktivitas pariwisata diperkirakan menyumbang USD 12,69 miliar,
mencerminkan dampak penting sektor ini pada pertumbuhan ekonomi.

Momen Libur Akhir Tahun

Sandiaga Sebut Pandemi Jadi Momentum Optimalisasi Pengembangan Pariwisata

Ekonom Senior Masyita Crystallin, menelihat bahwa pariwisata Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
sekaligus menciptakan lapangan kerja.

“Kemampuan sektor pariwisata memadukan berbagai jenis sektor dalam satu kesatuan produk jasa menjadikan sektor ini sangat cocok untuk didorong
lebih jauh, terutama selama musim liburan Akhir Tahun demi memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Masyita, dikutip di Jakarta,Jumat,(27/12/2024).

Menurut Masyita,Peningkatan investasi di sektor pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan produk lokal terbukti mampu memberikan dampak
besar bagi perekonomian nasional.

Hasil simulasi menggunakan data Input-Output menunjukkan potensi penciptaan jutaan lapangan kerja, khususnya di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa.

“Sebagai gambaran, setiap stimulus sebesar Rp 1 triliun pada sektor-sektor tersebut dapat menghasilkan 200 hingga 300 ribu lapangan pekerjaan,” ujar Masyita.

Hypeabis - Strategi Kemenpar Maksimalkan Pergerakan Wisatawan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Pada sektor pertanian, investasi pada 12 komoditas utama seperti rumput laut, karet, Hasil Pemeliharaan Hewan Lainnya; Ubi kayu; Kopi; Kelapa Sawit; Jasa Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan; Unggas dan Hasil-hasilnya; Hasil Perkebunan Lainnya; Tebu; Ternak dan Hasil-hasilnya kecuali Susu Segar; Padi.

“Bila masing-masing komoditas tersebut diinvestasikan Rp 1 Triliun secara bersamaan, sekitar Rp 12 Triliun dapat menciptakan lebih dari 2,7 juta lapangan kerja
atau peningkatan PDB sebesar 0.09%,” ungkap Masyita.

Pada sektor manufaktur juga menunjukkan potensi besar. Ada 10 komoditas utama pada sektor ini yaitu Alas Kaki; Hasil Pengawetan Dan Penyamakan Kulit;

Hasil Pemotongan Hewan; Barang-barang dari Kulit; Minuman Tak Beralkohol; Kapal Dan Jasa Perbaikannya; Karet Remah dan Karet Asap; Jalan, Jembatan,
dan Pelabuhan; Produk farmasi; dan Barang-barang hasil industri pengolahan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.